SECTIONALIZER SSO JENIS LBS - CARA PENGOPERASIAN

            Adalah perangkat yang digunakan dalam jaringan distribusi listrik tegangan menengah untuk mengisolasi bagian jaringan yang bermasalah dan memastikan kelanjutan suplai listrik pada area yang tidak terdampak gangguan. 

Sectionalizer bekerja dengan cara membuka sirkuit saat mendeteksi adanya gangguan setelah pemutus (recloser atau circuit breaker) telah membuka jaringan. Berikut adalah penjelasan detail tentang cara pengoperasian sectionalizer SSO jenis LBS:

Komponen Utama Sectionalizer SSO Jenis LBS:

  1. Switch/Load Break Switch (LBS): Berfungsi untuk membuka dan menutup jalur listrik di jaringan distribusi.
  2. Sensor Arus dan Tegangan: Berfungsi mendeteksi arus dan tegangan pada jaringan untuk mengetahui kondisi normal atau adanya gangguan.
  3. Controller: Mengendalikan operasi otomatis sectionalizer berdasarkan data yang diterima dari sensor arus dan tegangan.
  4. Manual Operating Handle: Tuas yang memungkinkan operator membuka atau menutup switch secara manual jika dibutuhkan.
  5. Motor Penggerak: Digunakan dalam sectionalizer otomatis untuk menggerakkan mekanisme pembuka dan penutup switch.
  6. Indikator Posisi: Menunjukkan apakah switch dalam keadaan terbuka (open) atau tertutup (closed).

Langkah-Langkah Pengoperasian Sectionalizer SSO Jenis LBS:

1. Pengoperasian Otomatis

Pengoperasian otomatis sectionalizer SSO jenis LBS dilakukan secara otomatis berdasarkan pengaturan yang telah diprogram di controller. Tujuannya adalah untuk membuka switch saat mendeteksi arus gangguan dalam jumlah siklus tertentu.

a. Deteksi Gangguan
  • Saat terjadi gangguan seperti arus lebih atau gangguan hubung singkat di jaringan, sectionalizer mendeteksi adanya lonjakan arus melalui sensor arus.
  • Jika gangguan tersebut menyebabkan pemutus (recloser atau circuit breaker) di upstream untuk membuka, sectionalizer akan mulai menghitung jumlah siklus trip dari recloser.
b. Penghitungan Siklus Trip
  • Sectionalizer tidak langsung membuka sirkuit ketika mendeteksi arus gangguan. Sebagai gantinya, ia menunggu hingga recloser upstream melakukan siklus trip (membuka dan menutup). Sectionalizer menghitung jumlah siklus trip yang terjadi, yang telah diatur di controller (biasanya antara 1-3 siklus trip).
  • Jika recloser upstream membuka sirkuit sesuai jumlah siklus yang telah ditentukan dan arus gangguan masih terdeteksi, sectionalizer akan membuka sirkuit untuk mengisolasi bagian jaringan yang bermasalah.
c. Pemutusan Beban
  • Setelah recloser upstream membuka sirkuit beberapa kali dan sectionalizer mendeteksi bahwa arus gangguan masih ada setelah jumlah trip yang ditentukan, sectionalizer akan membuka switch LBS.
  • Switch LBS ini membuka sirkuit pada jaringan distribusi listrik sehingga memisahkan bagian jaringan yang mengalami gangguan dari sisa jaringan.
d. Pemulihan Jaringan
  • Setelah bagian yang bermasalah dipisahkan oleh sectionalizer, recloser di upstream akan mencoba untuk menghubungkan kembali (reclose) jaringan listrik untuk memulihkan pasokan listrik ke area yang tidak terpengaruh gangguan.
  • Dengan sectionalizer yang terbuka, hanya bagian jaringan yang mengalami gangguan yang tetap terisolasi, sementara area yang sehat akan kembali mendapatkan suplai listrik.

2. Pengoperasian Manual

Selain pengoperasian otomatis, sectionalizer SSO jenis LBS juga dapat dioperasikan secara manual oleh operator. Hal ini biasanya dilakukan dalam situasi pemeliharaan atau kondisi darurat yang memerlukan tindakan manual.

a. Menggunakan Tuas Manual (Manual Operating Handle)
  • Jika pengoperasian manual diperlukan, operator dapat menggunakan tuas manual untuk membuka atau menutup switch sectionalizer.
  • Tuas ini biasanya terletak di bagian luar sectionalizer dan dilengkapi dengan indikator posisi yang menunjukkan apakah switch dalam kondisi open (terbuka) atau close (tertutup).
b. Mekanisme Pengoperasian
  • Untuk membuka switch secara manual, operator harus menarik atau memutar tuas manual sesuai instruksi yang ada. Ini akan memutuskan aliran listrik melalui switch dan mengisolasi bagian jaringan.
  • Untuk menutup switch kembali, operator menggerakkan tuas manual ke posisi semula, menghubungkan kembali aliran listrik melalui sectionalizer.

3. Pengoperasian Jarak Jauh (Remote Operation)

Beberapa sectionalizer SSO jenis LBS modern mendukung pengoperasian jarak jauh melalui sistem SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition).

a. Sistem SCADA
  • Pengoperasian sectionalizer dapat dilakukan dari pusat kontrol melalui sistem SCADA. Sistem ini memungkinkan operator di pusat kendali untuk membuka atau menutup sectionalizer tanpa harus berada di lokasi fisik.
  • Data real-time seperti arus, tegangan, dan status sectionalizer (open atau close) dapat dipantau melalui SCADA, memungkinkan respon cepat terhadap gangguan atau kebutuhan pemeliharaan.
b. Koneksi Komunikasi
  • Sectionalizer dilengkapi dengan modul komunikasi yang menghubungkannya ke pusat kendali SCADA. Ini bisa menggunakan protokol komunikasi seperti DNP3 atau IEC 60870-5-101, tergantung pada sistem yang digunakan.

Proses Pemeliharaan dan Pengujian:

  • Pengujian Otomatis: Melakukan simulasi gangguan dan siklus trip untuk memastikan sectionalizer beroperasi sesuai dengan pengaturan controller.
  • Pemeriksaan Fisik: Memeriksa kondisi fisik sectionalizer, seperti kondisi isolator, terminal, dan kontak mekanis untuk memastikan tidak ada kerusakan atau keausan.
  • Kalibrasi Sensor: Mengkalibrasi ulang sensor arus dan tegangan agar dapat mendeteksi gangguan dengan akurat.
  • Pemeriksaan Komunikasi: Menguji koneksi komunikasi antara sectionalizer dan sistem SCADA untuk memastikan pengoperasian jarak jauh berjalan lancar.

Keuntungan Penggunaan Sectionalizer SSO Jenis LBS:

  • Isolasi gangguan secara otomatis tanpa perlu pemutusan total pada seluruh jaringan.
  • Mengurangi durasi gangguan pada pelanggan dengan mengisolasi hanya bagian yang rusak.
  • Memperbaiki keandalan jaringan dengan memungkinkan bagian sehat dari jaringan untuk segera dipulihkan melalui recloser setelah gangguan terisolasi.

Kesimpulan:

Pengoperasian sectionalizer SSO jenis LBS melibatkan mekanisme otomatis dan manual untuk melindungi jaringan distribusi dari gangguan. Melalui penghitungan siklus trip recloser, sectionalizer secara otomatis membuka switch untuk mengisolasi bagian jaringan yang rusak, memungkinkan pemulihan jaringan yang tidak terpengaruh. Pengoperasian jarak jauh melalui SCADA juga memberikan fleksibilitas bagi operator untuk mengontrol sectionalizer dari pusat kendali.



Share:

SECTIONALIZER SSO JENIS LBS - CARA PEMELIHARAAN

                Sangat penting untuk menjaga kinerja dan keandalannya dalam sistem distribusi listrik. Pemeliharaan yang tepat dapat mencegah kegagalan peralatan, memperpanjang umur operasional sectionalizer, serta memastikan jaringan listrik dapat dioperasikan dengan aman dan efisien. 

Berikut adalah cara pemeliharaan sectionalizer SSO jenis LBS secara detail:

1. Pemeliharaan Preventif (Preventive Maintenance)

Pemeliharaan preventif dilakukan secara rutin untuk mencegah kerusakan yang mungkin terjadi dan mendeteksi dini adanya potensi masalah. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam pemeliharaan preventif sectionalizer:

a. Pemeriksaan Visual

  • Kondisi Fisik: Periksa keseluruhan unit sectionalizer untuk memastikan tidak ada kerusakan fisik pada komponen seperti casing, isolator, terminal, dan kabel.
  • Kondisi Isolator: Pastikan isolator bebas dari retakan, pecahan, atau tanda-tanda korosi. Isolator yang rusak dapat menyebabkan kegagalan isolasi dan gangguan operasional.
  • Kebersihan: Bersihkan semua komponen eksternal dari debu, kotoran, dan kontaminasi lainnya yang bisa menyebabkan kerusakan atau gangguan pada isolasi dan kontak listrik.

b. Pemeriksaan Kontak (Contacts Check)

  • Kondisi Kontak: Periksa kondisi kontak pemutus (LBS switch) untuk memastikan tidak ada aus yang berlebihan atau tanda-tanda korosi. Jika kontak terlihat mulai rusak, lakukan perbaikan atau penggantian segera.
  • Pelumasan: Berikan pelumasan pada bagian mekanis yang bergerak, terutama pada kontak pemutus, tuas, dan engsel. Pelumasan memastikan mekanisme pembuka dan penutup sectionalizer tetap berjalan lancar dan tidak macet.

c. Pemeriksaan Sistem Penggerak (Operating Mechanism)

  • Motor Penggerak: Jika sectionalizer dilengkapi dengan motor penggerak otomatis, pastikan motor tersebut berfungsi dengan baik. Lakukan pengujian operasi pembukaan dan penutupan switch secara berkala.
  • Pegas Mekanisme: Periksa kondisi pegas di mekanisme pembuka dan penutup sectionalizer. Pegas yang lemah atau rusak bisa menyebabkan kegagalan pembukaan atau penutupan yang cepat.

d. Pemeriksaan Sensor Arus dan Tegangan

  • Kalibrasi Sensor: Kalibrasi ulang sensor arus (CT) dan sensor tegangan (VT) untuk memastikan pengukuran arus dan tegangan yang akurat. Sensor yang tidak akurat dapat menyebabkan sectionalizer gagal mendeteksi kondisi gangguan.
  • Kondisi Fisik Sensor: Pastikan sensor-sensor ini bebas dari kerusakan fisik seperti retakan atau tanda-tanda aus.

e. Pemeriksaan Sistem Pembumian (Grounding)

  • Koneksi Pembumian: Periksa sistem pembumian sectionalizer untuk memastikan bahwa semua koneksi grounding terpasang dengan baik dan tidak mengalami korosi. Pembumian yang buruk dapat meningkatkan risiko gangguan listrik dan bahaya keamanan.

f. Pengujian Fungsi Operasi

  • Simulasi Operasi: Lakukan pengujian operasi sectionalizer secara otomatis dengan cara mensimulasikan gangguan pada sistem. Ini bertujuan untuk memastikan sectionalizer dapat merespons dengan benar ketika mendeteksi arus gangguan dan membuka switch sesuai jumlah trip recloser yang telah ditentukan.
  • Operasi Manual: Uji mekanisme operasi manual dengan mengoperasikan tuas manual untuk memastikan tuas dapat digunakan dengan lancar jika dibutuhkan dalam situasi darurat.

2. Pemeliharaan Korektif (Corrective Maintenance)

Jika selama pemeriksaan preventif ditemukan masalah atau kerusakan pada sectionalizer, langkah-langkah pemeliharaan korektif dilakukan untuk memperbaiki atau mengganti komponen yang rusak.

a. Penggantian Kontak ( berlaku untuk service saja)

  • Kontak Rusak: Jika kontak pemutus mengalami aus yang berlebihan atau korosi, ganti dengan kontak baru untuk memastikan sectionalizer dapat memutus dan menghubungkan jaringan secara efisien.
  • Pembersihan Kontak: Jika kontak hanya mengalami sedikit oksidasi, bersihkan dengan alat khusus seperti kain berserat halus atau cairan pembersih konduktor untuk memastikan aliran listrik tetap optimal.

b. Penggantian Isolator ( berlaku untuk service saja)

  • Isolator Retak atau Rusak: Ganti isolator yang menunjukkan tanda-tanda retakan, pecahan, atau korosi. Isolator yang rusak dapat menyebabkan kegagalan dielektrik yang berbahaya.

c. Perbaikan Sistem Penggerak

  • Penggantian Motor Penggerak: Jika motor penggerak otomatis mengalami kegagalan, lakukan perbaikan atau penggantian motor tersebut untuk memastikan sectionalizer dapat beroperasi secara otomatis.
  • Perbaikan Pegas Mekanisme: Pegas yang lemah atau rusak harus segera diganti untuk mencegah kegagalan operasi pembukaan dan penutupan switch yang dapat mengganggu fungsi sectionalizer.

3. Pemeliharaan Berdasarkan Kondisi (Condition-Based Maintenance)

Pemeliharaan berdasarkan kondisi dilakukan dengan memantau secara berkala parameter operasional sectionalizer menggunakan alat diagnostik, dan melakukan tindakan pemeliharaan hanya ketika ada indikasi kerusakan atau degradasi kinerja. Beberapa metode pemantauan kondisi antara lain:

a. Pengukuran Thermal

  • Pemantauan Suhu: Gunakan kamera thermal atau sensor suhu untuk mendeteksi hot spots atau kenaikan suhu yang abnormal pada komponen sectionalizer. Kenaikan suhu bisa menjadi tanda resistansi tinggi atau kontak yang aus.

b. Analisis Arus dan Tegangan

  • Monitor Arus dan Tegangan: Pantau data arus dan tegangan yang diukur oleh sectionalizer untuk mendeteksi gangguan atau kondisi abnormal pada jaringan. Analisis data ini dapat membantu mendeteksi gangguan dini sebelum sectionalizer gagal berfungsi.

c. Pemantauan Online

  • SCADA Integration: Jika sectionalizer terhubung ke sistem SCADA, pantau data operasional sectionalizer secara real-time dari pusat kendali. Parameter seperti status posisi switch (open/close), jumlah trip, dan kondisi sensor dapat dipantau untuk mencegah potensi kerusakan.

4. Pemeliharaan Perangkat Elektronik dan Komunikasi

Beberapa sectionalizer SSO jenis LBS dilengkapi dengan sistem elektronik dan perangkat komunikasi yang memerlukan pemeliharaan tambahan:

a. Pemeriksaan Controller dan Komponen Elektronik

  • Kalibrasi Controller: Lakukan kalibrasi pada controller sectionalizer untuk memastikan pengaturan proteksi dan operasi bekerja dengan baik. Pengaturan yang salah dapat menyebabkan sectionalizer tidak beroperasi sesuai rencana.
  • Kondisi Fisik Komponen Elektronik: Periksa komponen elektronik untuk mendeteksi adanya tanda-tanda kerusakan, seperti keausan pada koneksi kabel atau korosi pada terminal elektronik.

b. Pemeriksaan Komunikasi

  • Koneksi Komunikasi: Uji koneksi komunikasi antara sectionalizer dan sistem SCADA atau pusat kendali jarak jauh. Pastikan bahwa data operasional sectionalizer dikirim dengan benar dan tidak ada gangguan komunikasi.

c. Pengujian Baterai Cadangan

  • Kapasitas Baterai: Jika sectionalizer dilengkapi dengan baterai cadangan untuk operasi darurat, lakukan pengujian berkala terhadap kapasitas dan kondisi baterai. Baterai yang lemah atau habis harus segera diganti untuk memastikan sectionalizer dapat tetap beroperasi dalam kondisi darurat.

5. Pelaporan dan Dokumentasi

Setiap kegiatan pemeliharaan harus didokumentasikan dengan baik untuk memastikan bahwa riwayat pemeliharaan sectionalizer tercatat dengan lengkap. Hal ini membantu dalam menentukan frekuensi pemeliharaan dan evaluasi performa sectionalizer secara berkala. Laporan harus mencakup:

  • Tindakan Pemeliharaan yang telah dilakukan.
  • Kondisi Peralatan sebelum dan setelah pemeliharaan.
  • Komponen yang diganti atau diperbaiki.
  • Hasil pengujian fungsi setelah pemeliharaan.

Kesimpulan:

Pemeliharaan sectionalizer SSO jenis LBS melibatkan beberapa aspek penting seperti pemeriksaan fisik, pengujian fungsional, kalibrasi sensor, perawatan sistem penggerak, dan pemeliharaan perangkat elektronik. Dengan pemeliharaan yang tepat, sectionalizer dapat terus berfungsi dengan baik untuk mengisolasi gangguan pada jaringan listrik, sehingga meningkatkan keandalan dan efisiensi sistem distribusi listrik.

Share:

SECTIONALIZER SSO TYPE LBS 20KV - JENIS GANGGUAN DAN KESALAHAN YANG BISA TERJADI

           Adalah peralatan penting dalam sistem distribusi listrik untuk memisahkan bagian jaringan yang mengalami gangguan. Namun, seperti perangkat listrik lainnya, sectionalizer juga dapat mengalami berbagai jenis gangguan dan kesalahan operasional. 

Berikut adalah jenis gangguan dan kesalahan yang dapat terjadi pada sectionalizer SSO tipe LBS 20kV, serta penjelasan rinci mengenai penyebab dan dampaknya:

1. Gangguan Hubung Singkat (Short Circuit)

  • Deskripsi: Gangguan hubung singkat terjadi ketika dua konduktor yang seharusnya terpisah mengalami kontak, sehingga menyebabkan aliran arus yang sangat besar.
  • Penyebab: Kontak antar konduktor atau antara konduktor dengan tanah akibat isolasi yang rusak, sambaran petir, atau adanya benda asing (misalnya pohon atau hewan) yang bersentuhan dengan jaringan listrik.
  • Dampak pada Sectionalizer: Arus hubung singkat yang besar dapat menyebabkan sectionalizer bekerja dengan mendeteksi gangguan dan menghitung siklus trip recloser. Jika siklus trip mencapai batas yang diatur, sectionalizer akan membuka sirkuit untuk mengisolasi gangguan. Jika tidak berfungsi dengan baik, sectionalizer mungkin gagal memisahkan area yang mengalami gangguan, sehingga memperburuk kondisi jaringan.

2. Gangguan Hubung Tanah (Ground Fault)

  • Deskripsi: Gangguan hubung tanah terjadi ketika salah satu fasa jaringan listrik menyentuh tanah atau benda yang terhubung ke tanah.
  • Penyebab: Kerusakan isolasi atau benda asing yang jatuh ke jaringan, seperti ranting pohon atau kabel yang patah.
  • Dampak pada Sectionalizer: Seperti pada hubung singkat, sectionalizer akan mendeteksi arus gangguan yang mengalir ke tanah. Jika sectionalizer tidak dikalibrasi dengan baik atau sensor arusnya mengalami masalah, gangguan ini mungkin tidak terdeteksi, menyebabkan kegagalan sectionalizer untuk membuka switch dan memutus jaringan yang bermasalah.

3. Kesalahan Operasi (Operational Errors)

  • Deskripsi: Kesalahan operasi terjadi ketika sectionalizer tidak beroperasi sesuai dengan fungsinya, baik gagal membuka maupun menutup switch pada saat yang diperlukan.
  • Penyebab: Penyebabnya bisa meliputi kegagalan mekanisme pembuka/penutup, masalah dengan motor penggerak, atau kesalahan pada kontroler.
  • Dampak: Kesalahan ini dapat menyebabkan gangguan pada jaringan tetap terjadi tanpa isolasi yang tepat. Dalam situasi darurat, hal ini dapat memperpanjang waktu pemulihan listrik atau bahkan memperluas area yang terkena dampak gangguan.

4. Kegagalan Kalibrasi Sensor Arus dan Tegangan

  • Deskripsi: Sensor arus dan tegangan berperan penting dalam mendeteksi gangguan pada jaringan. Jika sensor ini tidak berfungsi dengan benar, sectionalizer mungkin gagal mendeteksi gangguan atau memberikan respons yang salah.
  • Penyebab: Kalibrasi yang salah, kerusakan sensor, atau degradasi komponen sensor akibat cuaca ekstrem atau umur peralatan.
  • Dampak: Sectionalizer dapat gagal membuka sirkuit meskipun ada gangguan, atau malah membuka saat tidak ada gangguan, yang menyebabkan pemutusan suplai listrik yang tidak perlu.

5. Overheating (Panas Berlebihan)

  • Deskripsi: Panas berlebihan pada sectionalizer dapat terjadi akibat arus yang melebihi batas operasi normal atau masalah pada koneksi internal yang menimbulkan resistansi tinggi.
  • Penyebab: Koneksi longgar, kontak yang aus, atau aliran arus yang melebihi spesifikasi sectionalizer.
  • Dampak: Overheating dapat merusak komponen internal sectionalizer, termasuk sensor dan kontroler, serta menurunkan kemampuan sectionalizer dalam mendeteksi dan menangani gangguan. Jika dibiarkan, overheating dapat menyebabkan kegagalan total sectionalizer dan memicu kebakaran.

6. Kegagalan Sistem Komunikasi

  • Deskripsi: Beberapa sectionalizer SSO tipe LBS modern terhubung dengan sistem pengawasan jarak jauh (SCADA). Kegagalan komunikasi antara sectionalizer dan pusat kendali dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk memantau dan mengoperasikan sectionalizer dari jarak jauh.
  • Penyebab: Gangguan pada jaringan komunikasi, kerusakan modul komunikasi pada sectionalizer, atau masalah perangkat lunak pada sistem SCADA.
  • Dampak: Kegagalan ini mengakibatkan sectionalizer hanya dapat dioperasikan secara manual, sehingga memperlambat respon terhadap gangguan dan menghambat efisiensi pemeliharaan.

7. Kegagalan Sistem Pembuka/Penutup Otomatis

  • Deskripsi: Sectionalizer SSO tipe LBS umumnya dilengkapi dengan motor penggerak yang membuka dan menutup switch secara otomatis. Kegagalan sistem ini dapat menyebabkan sectionalizer tidak mampu membuka atau menutup switch sesuai kebutuhan.
  • Penyebab: Kegagalan motor penggerak, masalah pada mekanisme mekanis seperti pegas atau tuas, atau masalah pada kontroler otomatis.
  • Dampak: Sectionalizer tidak dapat berfungsi secara otomatis, yang mengakibatkan perlunya intervensi manual oleh teknisi untuk membuka atau menutup switch. Ini dapat memperpanjang durasi gangguan pada jaringan.

8. Kesalahan Konfigurasi atau Pemrograman

  • Deskripsi: Kesalahan dalam konfigurasi atau pemrograman controller sectionalizer dapat menyebabkan peralatan ini tidak beroperasi sesuai yang direncanakan.
  • Penyebab: Kesalahan manusia saat mengatur parameter pengoperasian sectionalizer, seperti pengaturan jumlah siklus trip atau level arus yang diizinkan.
  • Dampak: Kesalahan konfigurasi dapat menyebabkan sectionalizer gagal memutuskan bagian jaringan yang terganggu, atau malah memutus jaringan tanpa adanya gangguan, sehingga menyebabkan pemadaman yang tidak diperlukan.

9. Korosi atau Kerusakan Mekanis

  • Deskripsi: Korosi atau kerusakan mekanis pada bagian sectionalizer, seperti kontak, terminal, atau isolator, dapat memengaruhi operasi yang benar.
  • Penyebab: Paparan cuaca ekstrem, lingkungan yang lembap atau berdebu, serta perawatan yang tidak memadai.
  • Dampak: Korosi pada kontak atau terminal dapat meningkatkan resistansi kontak, menyebabkan panas berlebih atau kegagalan kontak untuk membuka dan menutup dengan benar. Kerusakan isolator juga dapat menyebabkan arus bocor atau gagal isolasi.

10. Kegagalan Pembumian (Grounding Failure)

  • Deskripsi: Pembumian yang buruk atau gagal pada sectionalizer dapat menyebabkan potensi bahaya keamanan dan menurunkan keandalan peralatan.
  • Penyebab: Koneksi pembumian yang tidak tepat, korosi pada kabel pembumian, atau kegagalan sistem grounding.
  • Dampak: Kegagalan pembumian dapat menyebabkan bahaya tegangan lebih, meningkatkan risiko sengatan listrik bagi teknisi yang melakukan pemeliharaan, serta merusak peralatan listrik akibat ketidakmampuan untuk membuang arus gangguan ke tanah dengan aman.

11. Kegagalan Baterai Cadangan

  • Deskripsi: Beberapa sectionalizer dilengkapi dengan baterai cadangan untuk memastikan mereka tetap dapat beroperasi meskipun ada kegagalan suplai daya utama. Kegagalan baterai cadangan dapat menyebabkan sectionalizer tidak berfungsi selama gangguan daya.
  • Penyebab: Baterai yang sudah habis masa pakainya, atau kegagalan sistem pengisian baterai.
  • Dampak: Jika baterai cadangan gagal, sectionalizer mungkin tidak dapat beroperasi dalam kondisi darurat, terutama jika terjadi kegagalan suplai daya pada jaringan utama.

Kesimpulan:

Gangguan dan kesalahan pada sectionalizer SSO tipe LBS 20kV bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk masalah teknis, lingkungan, dan kegagalan pemeliharaan. Beberapa gangguan yang umum meliputi hubung singkat, hubung tanah, kesalahan kalibrasi sensor, overheating, kegagalan mekanisme pembuka/pemutus, serta kegagalan komunikasi dan pembumian. Pemeliharaan yang rutin dan pemeriksaan yang teliti diperlukan untuk memastikan sectionalizer berfungsi dengan baik, sehingga dapat meminimalkan durasi gangguan pada jaringan distribusi listrik.

Share:

PENGATURAN UMUM PEMBEBANAN SECTIONALIZER SSO TYPE LBS

        Type SSO (Self-Supervising Open) Melibatkan konfigurasi perangkat untuk merespons kondisi sistem dengan benar seperti skenario arus lebih dan gangguan.

        Sectionalizer bekerja dalam koordinasi dengan recloser untuk mengisolasi bagian jaringan distribusi yang terganggu, dan pengaturannya sangat penting untuk memastikan bahwa ia bekerja dengan benar setelah mendeteksi sejumlah kejadian arus lebih yang telah ditentukan sebelumnya. Berikut adalah penjelasan terperinci tentang cara mengatur pembebanan sectionalizer LBS tipe SSO: Konsep Utama untuk Mengatur Sectionalizer Sebelum mengonfigurasi pengaturan, penting untuk memahami hal berikut:
 
Peran Sectionalizer: Sectionalizer tidak memutus arus secara langsung selama gangguan tetapi bekerja bersama dengan recloser. Ia menghitung jumlah operasi recloser selama gangguan dan terbuka ketika recloser terbuka setelah jumlah operasi yang diprogram. Koordinasi: Sectionalizer harus dikoordinasikan dengan recloser untuk menghindari trip yang tidak perlu atau kegagalan dalam mengisolasi bagian yang rusak.
 
Komponen dan Parameter yang Harus Ditetapkan
 
1. Arus Terukur (Arus Beban Nominal) Definisi:
 Ini adalah arus beban maksimum yang dapat ditangani sectionalizer dalam kondisi operasi normal.
 
Pengaturan: Berdasarkan kapasitas saluran dan profil beban, arus terukur ditetapkan untuk memastikan sectionalizer tidak terbuka dalam kondisi beban normal. Pengaturan ini harus lebih besar dari arus beban maksimum yang diharapkan.
 
Contoh: Jika arus nominal adalah 150A, tetapkan sectionalizer ke nilai ini atau sedikit lebih tinggi untuk mengakomodasi fluktuasi kecil dalam beban.
 
2. Definisi Deteksi Arus Lebih:
Sectionalizer mendeteksi kondisi arus lebih ketika beban melebihi ambang batas yang ditetapkan.
 
Pengaturan: Tetapkan ambang batas arus lebih pada level yang lebih tinggi dari arus operasi normal tetapi lebih rendah dari level arus gangguan. Sectionalizer tidak boleh beroperasi pada lonjakan beban kecil tetapi harus merespons arus gangguan yang sebenarnya. Contoh: Jika arus beban normal adalah 150A, atur ambang batas arus lebih pada 1,5x hingga 2x arus nominal, sehingga aktif pada sekitar 225A hingga 300A.
 
3. Jumlah Operasi Recloser (Mekanisme Penghitungan) Definisi:
Sectionalizer menghitung berapa kali recloser terbuka karena gangguan. Sectionalizer membuka sirkuit setelah mendeteksi jumlah operasi recloser yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pengaturan: Tetapkan jumlah operasi berdasarkan strategi pembersihan gangguan sistem. Umumnya, ini ditetapkan antara 2 dan 3 operasi.
 
Contoh: Jika sectionalizer diatur untuk 2 operasi, sectionalizer akan menunggu recloser terbuka dua kali selama gangguan. Pada pembukaan recloser ketiga, sectionalizer terbuka, mengisolasi bagian yang terganggu.
 
4. Definisi Waktu Reset:
Waktu reset adalah periode setelah sectionalizer akan mereset penghitung internalnya jika tidak ada gangguan atau operasi recloser yang terjadi. Pengaturan: Atur waktu pengaturan ulang cukup lama untuk memastikan sectionalizer tidak mengatur ulang sebelum waktunya tetapi cukup singkat untuk menghindari penundaan operasional dalam isolasi kesalahan. Waktu pengaturan ulang yang umum adalah sekitar 10-30 detik.
 
Contoh: Atur waktu pengaturan ulang menjadi 15 detik, yang berarti bahwa jika recloser memulihkan daya dalam waktu 15 detik tanpa kesalahan, sectionalizer akan mengatur ulang dan terus memantau jaringan.
 
5. Definisi Arus Trip Minimum:
Ini adalah arus minimum yang harus dideteksi agar sectionalizer dapat menghitung operasi.
 
Pengaturan: Atur nilai ini lebih tinggi dari arus nominal tetapi lebih rendah dari arus kesalahan yang diharapkan.
 
Contoh: Jika arus operasi normal adalah 150A, atur arus trip minimum pada 200A-300A untuk memastikannya hanya bereaksi terhadap kondisi arus lebih yang signifikan.
 
6. Definisi Pengambilan Beban Dingin:
Pengaturan ini memungkinkan sectionalizer untuk menangani lonjakan beban sementara (arus masuk) setelah kesalahan, mencegah sectionalizer terbuka secara tidak perlu karena lonjakan ini. Pengaturan: Atur ambang batas pengambilan beban dingin ke nilai yang lebih tinggi (biasanya 2x-3x arus beban normal) untuk jangka waktu yang singkat (misalnya, 10-15 menit).
 
Contoh: Jika arus beban normal adalah 150A, atur pengambilan beban dingin ke sekitar 450A selama 5 menit setelah operasi recloser.
 
Proses Langkah demi Langkah untuk Mengatur Pembebanan Sectionalizer LBS Tipe SSO
 
1.       Kumpulkan Informasi Sistem Profil Beban:
Pahami beban tipikal dan beban puncak pada jaringan tempat sectionalizer dipasang.
 
Data Gangguan:
Tinjau level arus gangguan dan jenis gangguan yang diperkirakan terjadi pada sistem (misalnya, gangguan fase tunggal, gangguan tiga fase).
 
Koordinasi dengan Recloser: Pastikan urutan pengoperasian recloser diketahui, termasuk jumlah operasi dan waktunya.
 
2. Akses Antarmuka Kontrol Sectionalizer
Antarmuka Lokal atau Jarak Jauh: Bergantung pada modelnya, Anda dapat terhubung melalui panel kontrol lokal (HMI) atau dari jarak jauh menggunakan antarmuka komunikasi. Beberapa sectionalizer juga terhubung ke sistem SCADA untuk konfigurasi jarak jauh.
Masukkan Arus Terukur: Tetapkan nilai arus terukur sesuai dengan beban pada sistem.
 
3. Tetapkan Tingkat Deteksi Arus Lebih
Gunakan data dari analisis beban untuk menetapkan ambang batas arus lebih pada tingkat yang sesuai, memastikannya mendeteksi arus lebih yang signifikan tetapi bukan lonjakan beban yang teratur.
Contoh: Tetapkan deteksi arus lebih ke 1,5x arus nominal.
 
4. Konfigurasikan Jumlah Operasi Recloser
Pilih jumlah operasi yang harus dihitung sectionalizer sebelum terbuka. Ini biasanya ditetapkan ke 2 atau 3, tergantung pada siklus penutupan recloser dan sifat gangguan dalam jaringan. Contoh: Jika recloser melakukan 4 kali percobaan penutupan ulang, atur sectionalizer untuk terbuka setelah 2 atau 3 operasi untuk memastikannya mengisolasi bagian yang rusak sebelum penguncian akhir.
 
5. Atur Waktu Reset
Pilih waktu reset yang tepat untuk mencegah pengaturan ulang sectionalizer sebelum waktunya selama kondisi rusak.
 
Contoh: Atur waktu reset menjadi 20 detik, yang berarti sectionalizer akan direset jika tidak ada kerusakan lebih lanjut yang terdeteksi dalam periode ini.
 
6. Masukkan Arus Trip Minimum
Pastikan arus trip minimum diatur di atas beban normal tetapi di bawah arus gangguan.
 
Contoh: Jika bebannya 150A, atur arus trip minimum pada 250A untuk menghindari penghitungan variasi beban kecil sebagai kejadian gangguan.
 
7. Konfigurasikan Pengambilan Beban Dingin
Sesuaikan pengaturan pengambilan beban dingin untuk memungkinkan sectionalizer menangani arus masuk yang tinggi selama pemulihan jaringan tanpa trip.
 
Contoh: Atur pengambilan beban dingin ke 400A selama 5 menit.
 
8. Uji Pengaturan
Pengujian Fungsional: Simulasikan kesalahan atau kondisi beban untuk memverifikasi respons sectionalizer. Pastikan sectionalizer menghitung operasi recloser dengan benar dan membuka sirkuit pada waktu yang tepat.
Pengujian Beban:
Pantau sistem dalam kondisi operasi normal untuk memastikan bahwa sectionalizer tidak terbuka selama fluktuasi beban reguler.
Pertimbangan Tambahan
 
Koordinasi dengan Perangkat Lain:
Pastikan sectionalizer dikoordinasikan dengan perangkat pelindung lain dalam sistem, termasuk recloser hulu dan sekering atau pemutus sirkuit hilir.
Faktor Lingkungan: Pertimbangkan kondisi lingkungan seperti suhu dan kelembapan, yang dapat memengaruhi kinerja sectionalizer. Pastikan sectionalizer dinilai dengan tepat untuk lingkungan pemasangan.
 
Perawatan dan Pembaruan:
Perbarui pengaturan secara berkala berdasarkan pertumbuhan beban atau perubahan topologi jaringan. Lakukan pengujian dan perawatan berkala untuk memastikan sectionalizer tetap beroperasi dan efektif.
 
Kesimpulan
Pengaturan beban sectionalizer LBS tipe SSO melibatkan konfigurasi parameter penting seperti arus terukur, deteksi arus lebih, jumlah operasi recloser, waktu reset, dan pengambilan beban dingin. Pengaturan yang tepat memastikan bahwa sectionalizer beroperasi dalam koordinasi dengan recloser, mengisolasi bagian yang rusak, dan mencegah triping yang tidak perlu selama kondisi beban normal. Dengan mengikuti pendekatan yang sistematis, sectionalizer akan meningkatkan keandalan dan efisiensi jaringan distribusi.
Share:

SISTEM KERJA SECTIONALIZER SSO DAN GANGGUAN YANG BISA TERJADI

Sistem Kerja Sectionalizer SSO dan Gangguan di Lapangan

Sectionalizer adalah perangkat proteksi yang digunakan dalam sistem distribusi listrik tegangan menengah, seperti pada jaringan 20 kV, untuk memisahkan bagian jaringan yang mengalami gangguan. SSO (Sectionalizer Switch Operated) bekerja bersama-sama dengan perangkat Recloser untuk mengisolasi segmen jaringan yang terganggu, sehingga meminimalkan jumlah konsumen yang terdampak oleh gangguan tersebut.

Sectionalizer berbeda dari recloser karena tidak memutuskan arus secara langsung, melainkan menghitung jumlah operasi pemutusan oleh recloser, kemudian membuka jaringan setelah beberapa kali recloser melakukan trip.

1. Fungsi Utama Sectionalizer SSO

  • Isolasi Gangguan: Sectionalizer berfungsi untuk memisahkan (mengisolasi) bagian jaringan yang mengalami gangguan, sehingga bagian jaringan lainnya dapat tetap beroperasi secara normal.
  • Proteksi Selektif: Sectionalizer bekerja secara selektif di antara recloser, sehingga hanya bagian jaringan yang mengalami gangguan yang diisolasi.
  • Mengurangi Area Pemadaman: Dengan sectionalizer, hanya bagian yang mengalami gangguan yang diputus, sehingga pemadaman tidak meluas ke area yang lebih besar.
  • Kerja Bersama Recloser: Sectionalizer bergantung pada recloser yang berada di upstream untuk melakukan pemutusan awal. Setelah sectionalizer mendeteksi jumlah pemutusan yang diatur, barulah sectionalizer membuka dan memisahkan bagian jaringan yang mengalami gangguan.

2. Prinsip Kerja Sectionalizer SSO

a. Deteksi Arus Gangguan

Sectionalizer SSO tidak melakukan pemutusan arus gangguan secara langsung seperti recloser. Namun, sectionalizer dirancang untuk mendeteksi arus gangguan yang mengalir melalui jaringan ketika recloser melakukan trip. Ketika arus gangguan terdeteksi, sectionalizer menghitung jumlah operasi trip yang dilakukan oleh recloser.

b. Penghitungan Operasi Recloser

Sectionalizer biasanya diatur untuk menghitung sejumlah operasi recloser (misalnya, 2 atau 3 kali trip). Sectionalizer tidak memutus aliran listrik selama recloser melakukan trip dan reclosing.

  • Trip Pertama Recloser: Recloser upstream melakukan trip pertama setelah mendeteksi gangguan, dan sectionalizer hanya mencatat operasi tersebut tanpa membuka.
  • Trip Kedua Recloser: Recloser kembali mencoba mengalirkan listrik. Jika gangguan masih ada, sectionalizer mencatat operasi kedua tanpa memutus jaringan.
  • Setelah Trip Terakhir: Jika recloser melakukan trip untuk yang ketiga kalinya (atau sesuai dengan pengaturan sectionalizer), sectionalizer akan membuka dan memisahkan bagian jaringan yang terganggu.

c. Pemutusan Segmen Jaringan

Setelah sectionalizer mencatat operasi trip sesuai dengan pengaturannya, sectionalizer akan membuka secara otomatis dan memisahkan bagian jaringan yang terganggu. Setelah sectionalizer terbuka, recloser dapat mencoba reclosing tanpa harus memutus seluruh jaringan. Dengan demikian, hanya segmen jaringan yang mengalami gangguan yang diisolasi.

d. Tidak Membuka Saat Ada Arus Gangguan

Sectionalizer tidak dirancang untuk membuka saat arus gangguan masih mengalir. Ini untuk menghindari kerusakan pada kontak pemutus sectionalizer. Sectionalizer hanya membuka saat recloser sudah memutus arus gangguan, sehingga sectionalizer bekerja tanpa arus beban yang mengalir.

e. Pengaturan dan Parameter

  • Jumlah Operasi Recloser: Sectionalizer biasanya dapat diatur untuk membuka setelah sejumlah trip tertentu, misalnya setelah 2 atau 3 kali operasi recloser.
  • Arus Pengoperasian: Sectionalizer diatur untuk mendeteksi arus yang lebih besar dari ambang batas normal, biasanya disebabkan oleh gangguan.
  • Waktu Operasi: Setelah sectionalizer mendeteksi sejumlah operasi recloser, sectionalizer akan membuka pada waktu yang ditentukan.

3. Komponen Utama Sectionalizer SSO

  • CT (Current Transformer): Berfungsi untuk mengukur arus yang mengalir di jaringan. CT ini membantu sectionalizer mendeteksi arus gangguan.
  • Kontroler: Mengontrol operasi sectionalizer, menghitung jumlah operasi trip recloser, dan mengirimkan sinyal untuk membuka sectionalizer setelah jumlah operasi yang ditentukan tercapai.
  • Mekanisme Pemutusan: Bagian mekanik yang membuka sirkuit untuk memisahkan segmen jaringan yang terganggu.
  • Indicator Alat Operasi (Trip Counter): Menunjukkan jumlah operasi trip yang telah terjadi.

4. Gangguan yang Bisa Terjadi di Lapangan

Beberapa gangguan yang sering ditemui dalam pengoperasian sectionalizer di lapangan antara lain:

a. Kegagalan Sinkronisasi dengan Recloser

  • Penyebab: Jika sectionalizer tidak disinkronkan dengan baik dengan recloser upstream, sectionalizer bisa gagal membuka pada waktu yang tepat, atau malah membuka terlalu cepat atau terlambat.
  • Dampak: Ini dapat menyebabkan isolasi yang tidak efektif dan mungkin membuat recloser terus mencoba melakukan reclosing pada segmen yang terganggu, memperburuk masalah.
  • Solusi: Pemrograman dan pengaturan sectionalizer harus disesuaikan dengan pengaturan recloser untuk bekerja secara sinkron.

b. Gangguan Sensor Arus (CT)

  • Penyebab: Sensor arus atau CT pada sectionalizer bisa gagal mendeteksi arus yang tepat akibat kerusakan pada komponen atau ketidaksejajaran pengaturan.
  • Dampak: Sectionalizer mungkin tidak mencatat operasi recloser dengan benar, sehingga tidak membuka pada waktu yang diinginkan.
  • Solusi: Inspeksi dan kalibrasi rutin CT diperlukan untuk memastikan deteksi arus yang akurat.

c. Kerusakan Mekanik

  • Penyebab: Bagian mekanik sectionalizer, seperti engsel atau kontak pemutus, bisa mengalami aus atau kerusakan akibat penggunaan yang intensif atau kurangnya pelumasan.
  • Dampak: Sectionalizer mungkin gagal membuka atau menjadi macet saat dibutuhkan, yang bisa memperpanjang gangguan di jaringan.
  • Solusi: Pemeliharaan rutin dan pelumasan bagian mekanik sectionalizer sangat penting untuk mencegah masalah ini.

d. Gangguan Transien atau Sementara

  • Penyebab: Gangguan transien seperti percikan akibat cabang pohon, petir, atau kontak singkat dengan benda asing bisa menyebabkan sectionalizer mencatat trip recloser meskipun gangguan tersebut bersifat sementara.
  • Dampak: Sectionalizer bisa membuka jaringan meskipun gangguan sudah hilang, yang menyebabkan pemadaman yang tidak diperlukan.
  • Solusi: Penentuan jumlah operasi recloser yang tepat pada sectionalizer dapat meminimalkan pembukaan yang tidak perlu akibat gangguan transien.

e. Gangguan Sambaran Petir

  • Penyebab: Sambaran petir yang mengenai jaringan dapat menyebabkan lonjakan arus yang terdeteksi oleh sectionalizer sebagai gangguan.
  • Dampak: Sambaran petir dapat memicu sectionalizer untuk membuka jaringan meskipun tidak ada kerusakan permanen di jaringan.
  • Solusi: Instalasi surge arrester untuk melindungi sectionalizer dari lonjakan tegangan akibat sambaran petir.

f. Kegagalan Komunikasi dengan SCADA

  • Penyebab: Pada sectionalizer yang terintegrasi dengan sistem SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition), kegagalan komunikasi antara sectionalizer dan pusat kontrol dapat terjadi akibat masalah jaringan komunikasi atau gangguan pada perangkat SCADA.
  • Dampak: Operator mungkin tidak bisa memantau atau mengendalikan sectionalizer secara jarak jauh, yang menyebabkan keterlambatan dalam isolasi gangguan.
  • Solusi: Pemeliharaan dan pemantauan jaringan komunikasi secara berkala sangat diperlukan untuk memastikan integrasi sectionalizer dengan SCADA berjalan dengan baik.

5. Pemeliharaan dan Inspeksi Rutin Sectionalizer SSO

Seperti recloser, sectionalizer juga membutuhkan pemeliharaan dan inspeksi rutin untuk memastikan fungsinya berjalan optimal. Beberapa langkah pemeliharaan yang perlu dilakukan adalah:

a. Pemeriksaan Visual

  • Pemeriksaan visual dilakukan untuk mendeteksi adanya kerusakan fisik seperti retakan, tanda-tanda korosi, atau koneksi yang longgar pada sectionalizer.

b. Pembersihan dan Pelumasan

  • Bagian mekanis sectionalizer seperti tuas pemutus perlu dilumasi secara berkala untuk mencegah keausan. Selain itu, bersihkan debu dan kotoran dari bagian luar sectionalizer.

c. Pengujian Elektris dan Mekanis

  • Lakukan pengujian fungsional pada mekanisme sectionalizer, seperti operasi buka-tutup, serta pengujian sensor arus (CT) untuk memastikan sectionalizer mendeteksi arus dengan benar.

d. Pengujian Relay Proteksi dan Pengaturan

  • Kalibrasi dan Pengaturan Relay: Pastikan relay proteksi pada sectionalizer dikalibrasi dengan benar. Relay proteksi bertugas memantau arus dan mengendalikan operasi sectionalizer. Kalibrasi ulang relay diperlukan secara berkala untuk menjaga akurasi.
  • Pengaturan Proteksi: Periksa dan sesuaikan pengaturan proteksi sesuai kebutuhan jaringan. Misalnya, sectionalizer dapat diatur untuk membuka setelah 2 atau 3 kali trip recloser.

e. Pengujian Komunikasi (Jika Terhubung SCADA)

  • Pengujian Sistem Komunikasi: Jika sectionalizer terintegrasi dengan sistem SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition), pastikan bahwa sistem komunikasi berfungsi dengan baik. Ini termasuk pengiriman data ke pusat kontrol dan penerimaan perintah dari pusat kontrol.
  • Pengujian Alarm dan Indikator: Uji indikator pada sectionalizer seperti lampu status dan alarm. Pastikan bahwa jika terjadi gangguan, sectionalizer mengirimkan sinyal yang benar ke sistem SCADA.

f. Pengujian Grounding

  • Pemeriksaan Sistem Grounding: Periksa sistem grounding sectionalizer untuk memastikan bahwa resistansi grounding berada dalam batas yang diperbolehkan. Grounding yang buruk bisa menyebabkan masalah pada sistem proteksi dan memperburuk kondisi saat ada lonjakan tegangan akibat petir.


Share:

Categories

List Sales

Produks
100% barang baru, Petikayu, Spesifikasi tekhnik, Asal usul barang, Garansi.
Jasa
Instalasi, injeck kalibrasi Resistan Switch, Analizer Breaker, Hipot Test, comisionning, Training .
Cara Order
Permintaan Penawaran, Purchase Order. invoice dan kirim barang.

Order List

  1. Cubicle schnieder Sm6.
  2. Cubicle PIX.
  3. Cubicle Fluair.
  4. Relay Easergy Micom.
  5. Recloser.
  6. Sectionalizer.
  7. Commissioning.
  8. Injeck kalibrasi.
  9. Panel Maker.
  10. Trafo 20KV.
  11. Maintenance.
  12. Service.
  13. Art accesoreis komponen.

Team support

Custumer Service our help to this Hubungi : "Klik : LOKASI ALAMAT KAMI" with details about Produks customization you need.

Alamat

DIKLAT ELECTRICAL MTWO. CIKARANG UTARA

Pages